Sakitnya Terkhianati
Semua berawal dari telepon. Entah benar-benar salah sambung atau memang di sengaja. Tapi di situlah awal perkenalan antara Sari dan Okky. Awalnya Sari dan Okky hanya berkomunikasi biasa-biasa saja. Tetapi lama kelamaan, menjadi rutinitas sehari-hari. Sampai "
“Duuuh, kayak apa ya orangnya?” ucap Sari dengan nada lirih sebelum bertemu dengan Okky.
Tak lama kemudian…
“Sari ya?”. Sapa sesosok lelaki yang menghampirinya.
“Iya..Okky ya?”. jawab Sari sambil tersipu malu di depan cowok yang belum pernah dijumpainya.
Akhirnya mereka berbincang-bincang sampai hari menjelang sore. Setelah pertemuan itu, rutinitas komunikasi lewat telepon pun semakin sering terjadi. Akhirnya kenyamanan pun mulai timbul dan Okky mulai menyatakan perasaan kepada Sari.
“Ky ngerasa nyaman sama Sari, sari mau enggak jadi pacar Okky?”. Pinta Okky kepada Sari.
Sari juga tidak dapat menyangkal kalau Sari pun juga merasa nyaman dengan Okky. Akhirnya Sari menjawab “Iya..”.
Hubungan Sari dan Okky sangat menyenangkan, hari-hari mereka selalu dilalui dengan canda dan tawa, walaupun terkadang ada kerikil-kerikil yang menghampiri hubungan mereka.
Satu tahun dua bulan pun sudah terlewati. Baik buruknya sikap dan sifat satu sama lain sudah mulai terasa. Okky yang sering ngaret dan sering ingkar janji, membuat Sari menjadi jengkel. Sampai satu ketika, Okky menjanjikan kepada Sari untuk berkunjung ke rumahnya. Sari pun menunggu dengan perasaan kangen karena sudah lama tak bertemu.
Malam semakin larut, Okky pun juga tak kunjung datang. Sari mencoba menghubungi tetapi ponselnya tetap enggak aktif-aktif. Akhirnya Sari memutuskan untuk tidur sambil menahan kesal.
Suara Azan sudah mulai terdengar, setelah shalat subuh, Sari mencoba menghubungi Okky, dan ternyata nyambung.
“
“Waalaikumsalam, Dari tadi malam Ky di rumah teman Okky, lagi main PS”. Jawab Okky dengan nada santai.
“Ya
“Iya maaf, Okky lupa”. Jawab Okky dengan nada penyesalan.
Tetapi Sari sudah tidak bisa memaafkan kesalahan Okky lagi. Kemarahan Sari sudah mencapai titik puncak karena selalu di ingkari janjinya.
Hari yang biasanya terlewati dengan suasana yang menyenangkan sudah mulai meredup. Sari mulai merasa kehilangan sesosok Okky yang selama kurang lebih satu tahun bersamanya. Kangen pun sudah mulai melanda.
“Duh.. telepon enggak ya? Aku kangen banget. Dia kengen enggak sih sama aku? Kok dia enggak pernah hubungin aku lagi ya? Apa dia marah ya sama aku karena aku putusin? Selama ini aku yang selalu temenin dia, saat dia seneng atau pun susah, terus sekarang yang nemenin dia siapa ya? Duuuhhhh… pusiiiiiiiingg…”. Pertanyaan-pertanyaan itu selalu bersarang di pikiran Sari.
Akhirnya Sari memutuskan untuk menelpon Okky setelah dua minggu mereka putus.
Tut..Tut..Tut..
“Haloooo”
Sari pun terkejut, tetapi dia merasa tidak salah nomor. Dengan penuh keraguan, Sari menjawab sapaan cewek tersebut.
“Halooo.. Okkynya ada?” Tanya Sari kepada cewek yang menyapanya lewat telepon tersebut.
“Oh ada. Ini dari siapa ya?” Tanya cewek itu kepada Sari.
“Ini Sari, temannya Okky” sambil menghela nafas dan penuh dengan kecemburuan.
“Oh sebentar ya” jawab cewek itu.
Akhirnya Sari berbincang dengan Okky dan dari cewek tersebut terungkap bahwa mereka telah memiliki hubungan kurang lebih
“Apa salahku?Apa dosaku sampai-sampai dia tega melakukan ini semua padaku”. Ucap Sari sambil menghela nafas menahan sakit hati yang ia rasakan.
Setelah kejadian itu, sulit rasanya Sari mempercayai cowok dan sulit sekali rasanya tetap bisa bertahan dan mencoba bangkit dari keterpurukan. Tapi lama kelamaan Sari menyadari bahwa semua ini merupakan jalan yang diberikan Allah kepadanya. Mungkin saja dibalik ini semua ada hal yang lebih baik yang lebih pantas di dapatkan oleh Sari, yang sama-sama dapat memberikan ketulusan satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar